Rabu, 07 November 2012

MUSEUM PENGKHIANATAN LUBANG BUAYA G30S/PKI


   DARAH ITU MERAH JENDRAL ...!! 
 SIAPA YANG TIDAK MENGENAL SEBUTAN KALIMAT INI. 
       Mendapati tentang tempat-tempat atau bangunan bersejarah yang sudah tidak lagi memiliki kesan khusus bagi masyarkat indonesia ini adalah tempat yang sangat menarik sebenarnya. Hanya saja waktu ke waktu yang menjadikan tempat serta bangunan bersejarah ini sudah tidak lagi di minati oleh masyarakat indonesia sendiri. Kadang terlintas akan sosok pahlawan bahkan masyarakat indonesia dahulu sehingga membuat suatu tempat yang kaya akan cerita bersejarah. Tapi semua sia-sia karena ketidak pedulian masyarakat indonesia sendiri terhadap bukti-bukti peninggalan besar di indonesia.
Contohnya adalah
 Museum Pengkhianatan Lubang Buaya G30S/PKI






    



     




Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) berada dalam satu kompleks dengan Monumen Pancasila Sakti yang berada di Jl. Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Museum Pengkhianatan PKI ini dikelola oleh Pusat Sejarah TNI, Departemen Pendidikan, serta Departemen Kebudayaan Pariwisata, memiliki ratusan benda bersejarah terkait dengan peristiwa pemberontakan G30S-PKI.

Siapa sih yang tidak tahu tentang suatu peristiwa pengkhianatan besar yan terjadi pada 6 jendral AD dan 1 ajudan AD pada peristiwa G30S/PKI.
Sekilas cerita tentang peristiwa G30S/PKI.
     Menjelang terjadinya peristiwa G30S/PKI, tersiar berita bahwa kesehatan presiden mulai menurun. Mengetahui keadaan Presiden Soekarno seperti itu D.N Aidit selaku ketua PKI langsung memulai gerakan. PKI menetapkan bahwa peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI secara fisik dilakukan oleh kekuatan militer yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa (Pasukan pengawal Presiden) yang bertindak sebagai pemimpin formal seluruh gerakan.
     Letkol Untung memerintahkan kepada seluruh anggota gerakan untuk siap dan mulai bergerak pada dini hari 1 Oktober 1965 untuk melakukan serangkaian penculikan serta pembunuhan terhadap 6 perwira tinggi dan seorang perwira pertama AD. Para korban di bawa ke Lubang Buaya, di siksa dan di masukkan kedalam sebuah sumur tua dan di timbun dengan tanah dan sampah, dan di atasnya di tanami pohon pisang. Ketujuh korban tersebut adalah sebagai berikut :



  • Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
  • Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
  • Mayjen TNI M.T Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
  • Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)
  • Brigjen TNI D.I Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)
  • Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)
  • Letnan Satu Pieree Andreas Tandean (Ajudan Jendral A.H Nasution)


Jendral TNI A.H Nasution yang menjadi target utama berhasil menyelamatkan diri, meskipun kakinya tertembak. Namun putrinya bernama Ade Irma Suryani menjadi korban sasaran tembak dari kaum penculik dan kemudian gugur. 

     Muncul lah beberapa pertanyaan dari spesifikasi cerita ini diantaranya sebagai berikut :
  1. Mengapa pada saat gencarnya Gerakan 30 September PKI presiden soekarna tidak berperan menyelamatkan para petinggi korban penculikan itu ?
    Jawaban yang sangat mudah menurut saya :
    karena saat itu Presiden Soekarno sudah terhaasut bahwa para korban adalah Isu Dewan Jendral yang ingin mengkudeta atau mengambil alih serta menggulingkan pemerintahannya, padahal semua itu hanya fitnah yang di buat oleh para PKI.
  2. Apakah Meyjen Soeharto ikut berperan dalam Gerakan 30 S PKI tersebut ?
    Jawab :
    Sebenarnya secara tidak langsung Meyjen Soeharto ikut berperan didalamnya. Karena sebelum kejadian penculikan para jendral Soeharto sudah diberitahu tentang rencana penculikan tersebut, namun ia tidak berbuat apa-apa, karena orang-orang yang diberitahu akan diculik merupak saingan Soeharto untuk menjadi pengganti Soekarno, dan secara tidak langsung ia sangat gembira mendengar pernyataan tersebut, Seolah-olah dia membiarkan semua peristiwa itu terjadi dan akan mulai bertindak pada saat yang  tepat. karena Isu Dewan Jendral itu merupakan rancangan fitnah yang dibuat oleh CIA (Central Inteligensi Amerika) untuk melemahkan posisi Soekarno saingannya.


           ini lah cerita sekilas tentang adanya mesuem ini.
     Museum ini sekarang sudah menjadi museum yang sangat sepi pengunjungnya. pengunjung museum ini adalah hanya orang-orang yang mampu mengapresiasikan dirinya kedalam cerita yang terkandung di dalamnya. Bahkan masyarakat indonesia sendiri saja ada yang tidak mau sama sekali mengetahui tentang peristiwa sejarah dan tempat-tempat bersejarah. Lebih besar minat orang asing atau pendatang asing untuk lebih mengetahui dan bahkan untuk menjadikan tempat-tempat ini sebagai tempat penelitian sejarah bagi mereka, alangkah baiknya jika kita sebagai generasi penerus bangsa memperhatikan tempat-tempat yang mengandung banyak pembelajaran dan pendidikan seperti ini. 
     

2 komentar:

  1. sekali pki tetap pki harus di brantas sampai keakar akarnya masalahnya bisa jadi bahaya latin itu muncul kembali,stop gerakan komunis itu sampai akir jaman,MERDEKA ....

    BalasHapus
  2. generasi muda saat ini tidak pantas disebut sebagai generasi penerus kemerdekaan RI setelah perjuangan para pahlawan RI, buktinya pemuda pemudi sekarang ini bukannya menyelamatkan perekonomian yang dari dulu dipertahankan malah membiarkan begitu saja para company menjajahkan produknya ke Indonesia di tambah sekarang ini ideologi indonesia semakin berkurang #kritisnya Indonesia.

    BalasHapus