Rabu, 07 November 2012

LOBANG JEPANG BUKITTINGGI SUMATERA BARAT



LOBANG JEPANG BUKITTINGI

       Cerita punya cerita Lobang Jepang ini adalah bukti kesaksian masyarakat Indonesia atas kerja paksa yang dilakukan oleh penjajah terhadap rakyat Indonesia.

yang atas merupakan lorong yang sudah di renovasi ke 2 x nya.
sedangkan yang bawah merupakan lorong yang sudah di renovasi pertama.
Lobang Jepang merupakan salah satu objek pelancongan yang ada dalam kota bukittinggi dan merupakan peninggalan sejarah dari kependudukan jepang selama berada di bukittinggi.

Karena Bukittinggi yang sangat strategis, terletak di tengah - tengah pulau sumatera, maka penjajah jepang menetapkan kota bukittinggi sebagai pusat komando pertahanan tentara jepang di sumatera (seiko sikikan kakka) yang dipimpin oleh jenderal watanabe.

Sebagai kubu pertahanan militer bagi jepang dibuatlah terowongan dibawah jantung Kota Bukittinggi, disamping berfungsi sebagai pertahanan juga dipersiapkan sebagai penyimpan amunisi, barak, ruang makan, rumah sakit, ruang sidang dan dapur, yang jumlah keseluruhan ruangan 27 buah dan merupakan satu komplek lengkap, seperti denah yang dapat dilihat pada dinding pintu masuk.

Panjang lobang yang terdapat dilokasi panorama ini lebih kurang 1400 meter, sedangkan panjang keseluruhan yang berada di bawah kota bukittinggi diperkirakan lebih kurang sekitar 5000 meter, dengan demikian yang terawat/terpelihara baru 30% dari lobang yang ada.

Kegunaan utama dari lobang jepang ini adalah sebagai basis pertahanan militer penjajah jepang dari serangan sekutu maka pembangunannya sangat dirahasiakan, dan tidak seorangpun yang mengetahui secara pasti kapan lobang jepang ini mulai dibangun. Hanya dapat diperkirakan beberapa bulan sesudah maret 1942, saat jepang merebut kota bukittinggi dari tangan pemerintah Belanda.

Tenaga kerja kasar untuk mengali lobang ini diambil dari orang - orang indonesia yang ditangkap dari daerah lain, seperti dari pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera Selatan dan lain sebagainya, sedangkan hasil tangkapan dari bukittinggi sendiri di bawa pula ke daetrah lain untuk dipekerja paksakan pula pada proyek - proyek lainnya, seperti le loge untuk m,embuat jalan kereta api yang akan menghubungkan muaro sijunjung dengan pekanbaru riau. Namun pekerjaan ini tidak kunjung slesai, karena jepang keburu kalah ditangan Tentara Sekutu.

Tenaga teknis dalam pembangunan lobang ini diambilkan dari orang - orang indonesia yang bekerja di tambang batu bara ombilin sawahlunto yang berasal dari pulau Jawa.

Semua tenaga kerja kasar tidak sati orangpun yang dapat menyelamatkan diri, semuanya meningal disebabkan kekurangan makanan dan siksaan dari tentara jepang. Sehingga kerahasiaan lobang tetap terpelihara.

Sekalipun lobang ini dapat diselesaikan, namun belum sempat dimanfaatkan secara sempurna, karena jepang keburu bertekuk lutut kepada tentara sekutu akibat dua buah atom yang dijatuhkan tentara sekutu di Kota Nagasaki dan Hirosima pada tanggal 7 dan 8 agustus 1945, dan berlanjut dengan diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 oleh Soekarno - Hatta.

Saat ini Lobang Jepang ini cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan baik Mancanegara maupun nusantara dan merupakan objek wisata favorite di bukittinggi dan bahkan Sumatera Barat.

Kondisi Dalam Terowongan
Dari pintu gerbang, kita menurunbi anak tangga sebanyak 135 buah, apabila anak tangga ini tingginya rata - rata 20 cm, dengan demikian 135 anak tangga berarti kita telah turun setinggi 27 m. berbicara mengenai anak tangga, mitos nya hanya beberapa orang dan bahkan orang-orang tertentu saja yang bisa menghitung jumlah anak tangga tersebut dalam hitungan sekali saja, kebanyakan mereka menghitung sampai 2 bahkan 3 atau4 x. 

Jika kita bandingkan lagi tempat kita berdiri sekarang dengan jalan yang ada diatas kita, mempunyai perbedaan tinggi lebih kurang 5 m. Dari perhitungan ini diketahuilah bahwa dasar lobang berkisar antara 30 sampai 40 m dari permukaan tanah. Kedalaman ini sudah cukup aman dinilai oleh jepang terhadap serangan udara dari tentara sekutu.
     Di dalam ruangan tersebut terdapat ruang Amunisi, penjara dan juga tempat pengintaian musuh dari dalam lobang tersebut.

merupakan bangunan awal dari Lobang jepang, bangunan awalnya di perkirakan hanya  setinggi 1 meter. karena  dahulunya orang-orang jepang terkenal dengan kate atau pendek-pendek.
Tempat Pengintaian Musuh

LAWANG SEWU (SERIBU PINTU)

LAWANG SEWU (SERIBU PINTU)

        Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu.

       Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika pengunjung memasukkan bangunan utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda.


       Lawang Sewu ini pun banyak mengandung unsur MISTIK seperti RUANG BAWAH TANAH yang didalamnya ada :

1. Penjara berdiri : tahanan (yang pastinya orang indonesia) dimasukan kedalam ruangan kurang      lebihberukuran lebar 1×1 meter sebanyak 6 orang. Mereka lalu di beri air selutut kemudian di kurung berdiri. Dengan ukuran sesempit itu maka tidak mungkin jongkok, seandainya jongkok pun mereka akan terlelap air. Mereka akan dikurung sampai meninggal.

2. Penjara jongkok : tahanan harus duduk jongkok di ruangan kurang lebih selebar 1,5 m dan setinggi 1 m sebanyak 7- 8 orang dan juga dikurung sampai meninggal.

3. Tempat pemasungan kepala : tahanan yg membandel, akan dilakukan pemasungan kepala, didalam sebuah bak. Setelah di pasung kemudian badan dan kepala secara diam2 di tenggelamkan ke sungai dengan jalan bawah tanah.

4. Perantai Badan : Tempat merantai badan, kemudian mereka disiksa, baik di cambuk disundut rokok, atau cara2 menyedihkan lainnya.



BERIKUT VIDEO PENDEK LAWANG SEWU.

MUSEUM PENGKHIANATAN LUBANG BUAYA G30S/PKI


   DARAH ITU MERAH JENDRAL ...!! 
 SIAPA YANG TIDAK MENGENAL SEBUTAN KALIMAT INI. 
       Mendapati tentang tempat-tempat atau bangunan bersejarah yang sudah tidak lagi memiliki kesan khusus bagi masyarkat indonesia ini adalah tempat yang sangat menarik sebenarnya. Hanya saja waktu ke waktu yang menjadikan tempat serta bangunan bersejarah ini sudah tidak lagi di minati oleh masyarakat indonesia sendiri. Kadang terlintas akan sosok pahlawan bahkan masyarakat indonesia dahulu sehingga membuat suatu tempat yang kaya akan cerita bersejarah. Tapi semua sia-sia karena ketidak pedulian masyarakat indonesia sendiri terhadap bukti-bukti peninggalan besar di indonesia.
Contohnya adalah
 Museum Pengkhianatan Lubang Buaya G30S/PKI






    



     




Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) berada dalam satu kompleks dengan Monumen Pancasila Sakti yang berada di Jl. Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Museum Pengkhianatan PKI ini dikelola oleh Pusat Sejarah TNI, Departemen Pendidikan, serta Departemen Kebudayaan Pariwisata, memiliki ratusan benda bersejarah terkait dengan peristiwa pemberontakan G30S-PKI.

Siapa sih yang tidak tahu tentang suatu peristiwa pengkhianatan besar yan terjadi pada 6 jendral AD dan 1 ajudan AD pada peristiwa G30S/PKI.
Sekilas cerita tentang peristiwa G30S/PKI.
     Menjelang terjadinya peristiwa G30S/PKI, tersiar berita bahwa kesehatan presiden mulai menurun. Mengetahui keadaan Presiden Soekarno seperti itu D.N Aidit selaku ketua PKI langsung memulai gerakan. PKI menetapkan bahwa peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI secara fisik dilakukan oleh kekuatan militer yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa (Pasukan pengawal Presiden) yang bertindak sebagai pemimpin formal seluruh gerakan.
     Letkol Untung memerintahkan kepada seluruh anggota gerakan untuk siap dan mulai bergerak pada dini hari 1 Oktober 1965 untuk melakukan serangkaian penculikan serta pembunuhan terhadap 6 perwira tinggi dan seorang perwira pertama AD. Para korban di bawa ke Lubang Buaya, di siksa dan di masukkan kedalam sebuah sumur tua dan di timbun dengan tanah dan sampah, dan di atasnya di tanami pohon pisang. Ketujuh korban tersebut adalah sebagai berikut :



  • Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
  • Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
  • Mayjen TNI M.T Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
  • Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)
  • Brigjen TNI D.I Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)
  • Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)
  • Letnan Satu Pieree Andreas Tandean (Ajudan Jendral A.H Nasution)


Jendral TNI A.H Nasution yang menjadi target utama berhasil menyelamatkan diri, meskipun kakinya tertembak. Namun putrinya bernama Ade Irma Suryani menjadi korban sasaran tembak dari kaum penculik dan kemudian gugur. 

     Muncul lah beberapa pertanyaan dari spesifikasi cerita ini diantaranya sebagai berikut :
  1. Mengapa pada saat gencarnya Gerakan 30 September PKI presiden soekarna tidak berperan menyelamatkan para petinggi korban penculikan itu ?
    Jawaban yang sangat mudah menurut saya :
    karena saat itu Presiden Soekarno sudah terhaasut bahwa para korban adalah Isu Dewan Jendral yang ingin mengkudeta atau mengambil alih serta menggulingkan pemerintahannya, padahal semua itu hanya fitnah yang di buat oleh para PKI.
  2. Apakah Meyjen Soeharto ikut berperan dalam Gerakan 30 S PKI tersebut ?
    Jawab :
    Sebenarnya secara tidak langsung Meyjen Soeharto ikut berperan didalamnya. Karena sebelum kejadian penculikan para jendral Soeharto sudah diberitahu tentang rencana penculikan tersebut, namun ia tidak berbuat apa-apa, karena orang-orang yang diberitahu akan diculik merupak saingan Soeharto untuk menjadi pengganti Soekarno, dan secara tidak langsung ia sangat gembira mendengar pernyataan tersebut, Seolah-olah dia membiarkan semua peristiwa itu terjadi dan akan mulai bertindak pada saat yang  tepat. karena Isu Dewan Jendral itu merupakan rancangan fitnah yang dibuat oleh CIA (Central Inteligensi Amerika) untuk melemahkan posisi Soekarno saingannya.


           ini lah cerita sekilas tentang adanya mesuem ini.
     Museum ini sekarang sudah menjadi museum yang sangat sepi pengunjungnya. pengunjung museum ini adalah hanya orang-orang yang mampu mengapresiasikan dirinya kedalam cerita yang terkandung di dalamnya. Bahkan masyarakat indonesia sendiri saja ada yang tidak mau sama sekali mengetahui tentang peristiwa sejarah dan tempat-tempat bersejarah. Lebih besar minat orang asing atau pendatang asing untuk lebih mengetahui dan bahkan untuk menjadikan tempat-tempat ini sebagai tempat penelitian sejarah bagi mereka, alangkah baiknya jika kita sebagai generasi penerus bangsa memperhatikan tempat-tempat yang mengandung banyak pembelajaran dan pendidikan seperti ini. 
     

ISTANA LIMA LARAS di Kab.BATU BARA


 Istana Lima Laras Peninggalan Sejarah Yang Hampir Terabaikan



       Inilah Istana Niat Lima Laras. Sebuah situs peninggalan sejarah masyarakat Melayu pesisir. Istana ini lebih dikenal dengan nama Lima Laras. Meskipun namanya tidak sebesar dan tenar dari Istana Maimun di Medan, namun Istana yang dibangun pada tahun 1907 dan selesai 1912 ini, menyimpan kisah perjalanan dan perjuangan bangsa Indonesia, dimasa penjajahan Belanda. Terutama perjuangan masyarakat Melayu ketika itu.  Mengunjungi dan melihat langsung kondisi Istana Lima Laras di Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara seakan berada di masa lalu. Tak heran Istana penuh nostalgia dan kenangan, ini masih dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun manca negara, ketika memasuki hari libur dan hari-hari besar. Menuju Istana Lima Laras butuh waktu lebih kurang 3 jam dari pusat Kota Medan, atau lebih kurang 120 km melalui jalan darat Medan menuju Kabupaten Batubara. 

      Seperti istana kerajaan Melayu di manapun di seluruh dunia, meriam pasti ada di depan istana. Uniknya, meriam di Istana Lima Laras pada masanya bukan digunakan untuk “memukul” musuh. Melainkan untuk mengumpulkan rakyat apabila ada sabda, titah dan perintah sang raja.



     Konstruksi Istana Lima Laras dikerjakan oleh tenaga ahli dari negeri tirai bambu. Tidak diketahui dengan pasti siapa nama arsiteknya dan berapa orang tenaga kerjanya. ISTANA LIMA LARAS memiliki 28 pintu dan 66 jendela.


Dan dekat dari pada istana tersebut terdapat makam tua yang di percayai sebagai makam para anggota keluarga kerajaan Lima Laras tersebut.




  

TUGU SUJONO BANDAR BETSY

     Tugu Sujono merupakan monumen yang sangat terabaikan. Kita yang pernah belajar sejarah G30S/PKI saat pemerintahan Orde Baru, pasti pernah tahu nama Letda (Anumerta) Sudjono. Sosok ini tercatat sebagai salah satu pahlawan revolusi yang menjadi korban keganasan pertikaian berdarah bangsa ini pada 1965. Perkebunan Bandar Betsy di Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, pun menjadi demikian terkenal, sebagai lokasi peristiwa  berdarah yang merenggut nyawa perwira pengaman kebun itu.

Letda Sudjono yang kala itu berpangkat Peltu tewas dikapak sekelompok orang dari Barisan Tani Indonesia (BTI) yang merupakan bawahan PKI. Saat itu, Sudjono berusaha mempertahankan lahan perkebunan dari penjarahan massa PKI. Peristiwa yang dikenal dengan “Peristiwa Bandar Betsy” ini merupakan aksi sepihak PKI untuk merebut kekuasaan.

     Sebagai kenangan kepada generasi mendatang, tugu peringatan para pahlawan revolusi itu didirikan dengan biaya yang tak kecil. Satu di antaranya adalah ‘Tugu Sudjono. Melihat dari dekat keberadaan monumen itu Diperkirakan, miliaran rupiah uang negara mengucur saat proses pembangunan tugu itu berlangsung. Tugu Sujono ini terletak di lahan yang luasnya diperkirakan 0,5  hektar, pada awal pembangunannya dirasakan warga sekitar begitu megah.


      Model bangunan Tugu Sudjono sama dengan Monumen Tugu Tujuh Pahlawan Revolusi di Komplek Lubang Buaya, Jakarta. Bedanya, agak ke depan dari monumen itu ada patung Letda Sudjono, seolah memimpin ke tujuh jenderal itu. Harus diakui, tugu tersebut menyimpan aura mistis dan kharisma bagi khalayak yang mengunjunginya.      Kini, tugu itu bagai monumen tanpa  arti. Simbul revolusioner rakyat Sumatera Utara itu, seolah kesepian, karena tak lagi mendapat perhatian. Jalan menuju monumen itu, pun sejak dari Perkebunan Laras PTPN IV hingga ke lokasi yang diperkirakan berjarak 15 km, sudah tak lagi mulus. Pihak  perkebunan terkesan tak lagi peduli dengan kondisi jalan itu.
Di areal Tugu Sudjono, perasaan pun jadi tersayat. Betapa tidak. Monumen itu seakan menangis dengan kondisinya yang tak terurus. Monumen megah itu, terlihat kusam dan beberapa bagiannya sudah dipenuhi lumut. Taman yang mengelilingi tugu, bahkan berubah menjadi tumbuhan liar yang mengganggu pemandangan.

     Ironisnya, salah satu Patung Pahlawan Revolusi bepangkat Jendral yaitu Ahmad Yani dengan berdiri kokoh menujuk kedepan, namun jari telunjuknya tampak putus. Ini, diduga akibat perbuatan orang-orang yang tidak mengerti arti sejarah di negari yang menghormati Kepahlawanan Para Pejuang yang gugur di medan pertempuran.
Kamar mandi yang berada persis di depan tugu, kini seperti rumah hantu. Sedangkan pondok peristirahatan yang dibuat untuk pengunjung resmi maupun biasa, dalam kondisi sudah mau rubuh.
     Saat saya (SUCI ANDARI FITRI) berkunjung kesana dengan orang tua saya yang juga lulusan Pendidikan Sejarah IKIP,,beberapa warga di sekitar lokasi mengatakan, sejak beberapa tahun belakangan monumen itu tak lagi dipelihara. Sebelumnya banyak pelajar yang berkunjung ke monumen itu, kini sudah tak ada lagi. Karena semua fasilitas yang memungkinkan pengunjung untuk berlama-lama di sana tidak  tersedia.
       Tugu Sudjono, saat ini, tak lebih dari bangkai sejarah yang kenangan tentangnya perlahan mulai pupus.
maka dari itu perlu dan sudikah kiranya kita mampu menghargai pahlawan kita baik itu hanya dalam merawat dan melestarikan sumber sejarah seperti TUGU SUJONO ini.